BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Termodinamika adalah ilmu
tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang hubungan antara energi
panas dengan kerja. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik
secara alami maupun hasil rekayasa
teknologi. Selain itu energi di alam semesta
bersifat kekal, tidak
dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang
terjadi adalah perubahan
energi dari satu
bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan. Hal
ini erat hubungannya dengan hukum – hukum dasar pada termodinamika. Dalam
makalah ini kami akan membahas sistem tenaga uap rankine.
Rankine Cycle kadang-kadang
dikenal sebagai suatu Daur Carnot praktis ketika suatu turbin efisien
digunakan, T diagram akan mulai untuk menyerupai Daur Carnot. Perbedaan yang
utama adalah bahwa suatu pompa digunakan untuk memberi tekanan cairan sebagai
penganti gas. Ini memerlukan sekitar 100 kali lebih sedikit energy dibanding
yang memampatkan suatu gas di dalam suatu penekan ( seperti di Daur Carnot)
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan siklus Rankine?
2.
Bagaimanakah prinsip kerja dari siklus Rankine?
3.
Bagaimanakah proses siklus Rankine yang terjadi pada boiler?
4.
Apakah persamaan energi dan
efisiensi pada siklus Rankine?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui pengertian dari siklus Rankine.
2.
Memahami prinsip kerja dari siklus Rankine.
3.
Memahami proses siklus Rankine terhadap boiler.
4.
Mengetahui persamaan energi dan efisiensi pada siklus Rankine.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Siklus Rankine
Siklus Rankine
adalah siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi kerja. Panas disuplai
secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya menggunakan air sebagai
fluida yang bergerak. Siklus Rankine merupakan model operasi dari mesin uap
panas yang secara umum ditemukan di pembangkit listrik. Sumber panas yang utama
untuk siklus Rankine adalah batu bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, dan panas
matahari. Siklus ini
dinamai untuk mengenang ilmuwan Skotlandia, William John Maqcuorn Rankine.
Siklus Rankine kadang-kadang diaplikasikan sebagai siklus Carnot, terutama
dalam menghitung efisiensi. Perbedaannya hanyalah siklus ini menggunakan fluida
yang bertekanan, bukan gas. Efisiensi siklus Rankine biasanya dibatasi oleh
fluidanya. Fluida pada Siklus Rankine mengikuti aliran tertutup dan
digunakan secara konstan. Berbagai jenis fluida dapat digunakan pada siklus
ini, namun air dipilih karena berbagai karakteristik fisika dan kimia, seperti
tidak beracun, terdapat dalam jumlah besar, dan murah.
2.2 Prinsip Kerja dari Sistem
Siklus Rankine
Fluida kerja berupa air jenuh pada kondensor
dikompresi pompa sampai masuk boiler atau ketel uap. Dari proses kompresi pada
pompa terjadi kenaikan temperatur kemudian di dalam boiler air dipanaskan.
Sumber energi panas berasal dari proses pembakaran atau dari energi yang lainya
seperti nuklir, panas matahari, dan lainnya. Uap yang sudah dipanaskan di
boiler kemudian masuk turbin. Fluida kerja mengalami ekspansi sehingga
temperatur dan tekanan turun. Selama proses ekspansi pada turbin terjadi
terjadi perubahan dari energi fluida menjadi energi mekanik pada sudu-sudu
menghasilkan putaran poros turbin. Uap yang keluar dari turbin kemudian
dikondensasi pada kondensor sehingga sebagian besar uap air menjadi mengembun.
Kemudian siklus berulang lagi.
2.3 Siklus Rankine Pada Boiler
Siklus Rankine ideal tidak melibatkan irreversibel
internal dan terdiri dari 4 tahapan proses :
§
1 – 2 merupakan proses kompresi
isentropik dengan pompa
§
2– 3 Penambahan panas dalam
boiler pada P = konstan
§
3– 4 Ekspansi isentropik ke dalam
turbin
§
4– 1 Pelepasan panas di dalam
kondensor pada P = konstan
Air masuk pompa pada kondisi 1 sebagai cairan jenuh
dan dikompresi sampai tekanan operasi boiler. Temperatur air akan meningkat
selama kompresi isentropik ini melalui sedikit pengurangan dari volume spesifik
air. Jarak vertikal antara 1 – 2 pada T – s diagram ini biasanya dilebihkan
untuk lebih amannya proses.
Air memasuki boiler sebagai cairan terkompresi pada
kondisi 2 dan akan menjadi uap superheated pada kondisi 3. Dimana panas
diberikan oleh boiler ke air pada T tetap. Boiler dan seluruh bagian yang
menghasilkan steam ini disebut sebagai steam generator.
Uap superheated pada kondisi 3 kemudian akan
memasuki turbin untuk diekspansi secara isentropik dan akan menghasilkan kerja
untuk memutar shaft yang terhubung dengan generator listrik sehingga
dihasilkanlah listrik. P dan T dari steam akan turun selama proses ini menuju
keadaan 4 dimana steam akan masuk kondenser dan biasanya sudah berupa uap
jenuh. Steam ini akan dicairkan pada P konstan di dalam kondenser dan akan
meninggalkan kondenser sebagai cairan jenuh yang akan masuk pompa untuk
melengkapi siklus ini.
Area dibawah
kurva proses 2 – 3 menunjukkan panas yang ditransfer ke boiler, dan area
dibawah kurva proses 4 – 1 menunjukkan panas yang dilepaskan di kondenser.
Perbedaan dari kedua aliran ini adalah kerja netto yang dihasilkan selama
siklus.
2.4 Persamaan Energi dan Efisiensi pada Siklus Rankine
Analisis energi ini dilihat dari tiap komponen
(alat-alat) yang terdapat pada siklus Rankine dengan menggunakan asumsi bahwa
komponen-komponen tersebut bekerja pada aliran steady. Persamaan energi untuk
sistem yang alirannya steady yaitu:
ΔE = m(h+Ep+Ek)i –
m(h+Ek+Ep)e+Q–W
0 = hi – he
+ Q – W
Q - W = he – hi
2.5 Siklus Rankine Ideal Sederhana
Siklus Rankine ideal sederhana
terdiri dari :
1.
Boiler sebagai alat pembangkit
uap
2.
Turbin uap sebagai alat mengubah
uap menjadi kerja
3.
Kondensor sebagai alat pengembun
uap
4.
Pompa boiler sebagai alat memompa
air ke boiler
Skema siklus Rankine ideal sederhana dapat dilihat
pada gambar 1 berikut ini.
Gambar 1 skema
siklus Rankine ideal sederhana
Skema pada gambar 1 dapat
digambarkan garis kerjanya pada diagram T-s seperti pada gambar 2 berikut ini.
Keterangan
gambar 2 :
[ Proses 1 – 2 adalah proses pada tekanan konstan yang berlangsung pada
boiler. Pada proses ini kalor masuk ke dalam sistem (Qin).
[ Proses 2 – 3 adalah proses ekspansi isentropis (adiabatis reversibel) yang
berlangsung di dalam turbin uap. Pada proses ini terjadi kerja keluar sistem (Wout)
[ Proses 3 – 4 adalah proses pada tekanan konstan yang berlangsung di dalam
kondensor. Pada proses ini kalor keluar dari sistem (pembuang kalor) (Qout).
[ Proses 4 – 1 adalah proses penekanan secara isentropis oleh pompa. Pada
proses ini kerja masuk ke dalam sistem (Win).
Pada siklus
Rankine ideal sederhana. Air dipompa oleh pompa pengisi boiler ke dalam boiler.
Pompa yang bertugas untuk memompakan air ke dalam boiler disebut feed water
pump. Pompa ini harus dapat menekan air ke boiler dengan tekanan yang cukup
tinggi (sesuai dengan tekanan kerja siklus). Secara ideal pompa bekerja menurut
proses isentropis (adiabatis reversibel) dan secara aktual pompa bekerja
menurut proses adiabatis irreversibel.
Di dalam
boiler, air yang bertekanan tinggi dipanaskan hingga menjadi uap panas lanjut,
prosesnya adalah sebagai berikut:
- Ekonomiser, air pertama-tama masuk ke ekonomiser. Ekonomier berfungsi
sebagai pemanas awal. Sesuai namanya alat ini berfungsi untuk meningkatkan
efisiensi boiler dengan cara menggunakan panas sisa gas buang untuk
memanaskan awal air yang masuk ke boiler.
- Evaporator, dari ekonomiser,
air masuk ke drum penampung air di evaporator. Di dalam evaporator air
dipanaskan melalui pipa-pipa evaporasi hingga berubah menjadi uap. Uap air
yang keluar dari evaporator adalah uap jenuh.
- Superheater, selanjutnya uap
jenuh dari evaporator masuk ke superheater. Superheater adalah alat
penukar kalor yang dirancang khusus untuk memanaskan uap jenuh menjadi uap
panas lanjut dengan menggunakan gas panas hasil pembakaran. Uap panas
lanjut yang keluar dari superheater siap digunakan untuk memutar turbin
uap.
Uap panas
lanjut dari boiler kemudian dialirkan ke turbin uap melalui pipa – pipa uap. Di
dalam turbin uap , uap panas lanjut diekspansikan dan digunakan untuk memutar
rotor turbin uap. Proses ekspansi di dalam turbin uap berlangsung melalui
beberapa tahap yaitu :
1)
Proses ekspansi awal di dalam
turbin tekanan tinggi (roda Curtis)
Uap panas lanjut yang bertekanan tinggi diekspansikan di nosel dan kemudian
digunakan untuk memutar roda Curtis. Roda Curtis adalah turbin uap jenis turbin
implus. Pada roda Curtis terjadi penurunan tekanan yang signifikan.
2)
Proses ekspansi pada turbin
tingkat menengah.
Turbin tingkat menengah menggunakan turbin jenis reaksi dan tersusun atas
beberapa tingkat turbin.
3)
Proses ekspansi tingkat akhir.
Pada tingkat
akhir ini uap terus diekspansikan hingga tekanan sangat rendah (biasanya
dibawah tekanan atmosfir ) dengan bantuan kondensor.
Putaran poros
yang dihasilkan dari proses ekspansi uap panas lanjut di dalam turbin digunakan
untuk memutar beban. Beban dapat berupa generator listrik seperti di PLTU atau
propeler (baling-baling) untuk menggerak kapal.
Uap tekanan
rendah dari turbin uap mengalir ke kondensor. Di dalam kondensor, uap
didinginkan dengan media pendingin air hingga berubah fase menjadi air.
Kemudian air ditampung di dalam tangki dan dipisahkan dari gas-gas yang tersisa
dan siap untuk dipompa ke dalam boiler oleh pompa pengisi boiler. Proses ini
terus berlanjut dan berulang membentuk sebuah siklus yang disebut siklus
Rankine.
Pada siklus
Rankine ideal. Ke 4 alat dianggap bekerja pada kondisi Steady flow.
Sehingga persamaan energi untuk kondisi steady flow dapat ditulis :
Beberapa proses yang berlangsung
pada masing-masing alat adalah :
Kerja pompa :
Dimana ν adalah volume
spesifik yang besarnya :
Kalor masuk ke boiler :
Kerja yang
dihasilkan turbin uap :
Kalor yang dibuang oleh kondensor :
Persamaan energi untuk masing-masing komponen dapat
ditulis:
- Pompa (Q = 0) à Wpompa,in = h2 – h1
- Boiler (W = 0) à Qin = h3 – h2
- Turbin (Q = 0) àWturb,out = h3 – h4
- Condenser (W = 0) à Qout = h4 – h1
Efisiensi
thermal siklus Rankine ideal sederhana dapat dihitung :
Bila panas pada air terus diberikan, temperatur air tidak akan naik tetapi
terjadi perubahan fase air dari fase cair menjadi fase gas. Pada proses ini
terjadi penyerapan kalor (energi) yang digunakan untuk mengubah fase zat, pada
kondisi temperatur konstan. Energi yang diserap ini tidak dapat di ukur dengan
mengunakan termometer karena temperatur fluida tidak berubah. Oleh sebab itu,
proses ini disebut proses penyerapan panas laten (non sensibel heat).
Kadar uap dalam campuran ini disebut faktor kebasahan atau sering disingkat
dengan huruf X. besar faktor kebasahan dapat dihitung dengan mengunakan rumus :
Keterangan :
X : faktor kebasahan (%) menyatakan persentase uap
hg(t) : entalpi uap pada temperatur fluida tertentu (kJ/kg)
hf : entalpi cair (kJ/kg)
hfg : entalpi perubahan dari cair ke gas (kJ/kg)
sg(t) : entropi uap pada temperatur fluida tertentu (kJ/kg.K)
sf : entropi cair (kJ/kg.K)
sfg
: entropi perubahan dari cair ke gas (kJ/kg.K)
2.6 Contoh soal pada Siklus Rankine
Sebuah siklus Rankine sederhana ideal bekerja pada
temperatur 400 oC dan tekanan 80 bar. Tekanan kondensor 0,1 bar.
Aliran massa uap yang masuk ke turbin 100 kg/s. Hitunglah kerja turbin, kerja
pompa, kalor masuk, kalor keluar dan efisiensi siklus. daya yang dihasilkan
turbin dan daya netto siklus.
Jawab
Pertama-tama gambarkan skema siklus Rankine sederhana dan lengkapi dengan
data-data yang ada di dalam soal
Ditanya : kerja turbin (Wt); Kerja pompa (Wp),
kalor masuk (Qin), kalor keluar (Qout), efisiensi termodinamika
(ηth), daya turbin (Pt) dan daya netto siklus (Pnett).
Dari tabel sifat-sifat uap panas lanjut di dapat :
Entalpi uap masuk ke turbin : h1 = 3139,4
kJ/kg
Entropi uap masuk ke turbin : s1 = 6,3658
kJ/kg.K
Entropi uap keluar turbin sama dengan entropi uap masul
turbin (proses ideal atau isentropis) sehingga s1 = s2 =
6,3658 kJ/kg.K
Dari tabel uap jenuh, pada tekanan 0,1 bar (10 kPa)
didapat :
Entalpi fase uap (hg2) = 2583,9 kJ/kg
Entalpi
fase cair (hf2) = 191,81 kJ/kg
Entalpi
perubahan fase (hfg2) = 2392,1 kj/kg
Entropi
fase uap (sg1) = 8,1488 kJ/kg.K
Entropi
fase cair (sf2) = 0,6492 kJ/kg.K
Entropi
perubahan fase (sfg2) = 7,4996 kJ/kg.K
Fraksi
(kadar) uap (X) dapat dihitung :
Artinya kadar uap
yang keluar dari turbin menuju kondensor adalah 76,22 % atau fluida yang keluar
dari turbin 76,22 % uap dan 23.78 % cair. Bagian yang cair ini tidak perlu lagi
diembunkan, tetapi 76,22 % uap ini yang harus dibuang kalornya supaya fasenya
berubah menjadi cair. Maka energi total yang terkandung di dalam 76,22% uap
dapat dihitung :
Maka
kerja turbin dapat dihitung yaitu :
Daya
turbin adalah :
h3
adalah entalpi air yang keluar dari kondensor = 191,81 kJ/kg
maka kalor yang dibuang oleh
kondensor adalah :
Daya kondensor
yang dibutuhkan untuk membuang kalor tersebut adalah :
Kerja pompa dapat dihitung dengan rumus :
= volume jenis air pada tekanan 0,1 bar = 0,00101 m3/kg
p4 = tekanan air keluar pompa = tekanan boiler
(proses ideal tidak ada rugi-rugi tekanan) maka p4 = p1 =
400 bar = 40 Mpa.
p3 = tekanan air masuk pompa = tekanan air
keluar kondensor, untuk proses ideal tidak ada rugi-rugi tekanan sehingga p3
= 0,1 bar = 10 kPa
maka kerja pompa :
Bila
aliran massa air yang dipompa 100 kg/s maka daya yang diperlukan oleh pompa
adalah:
Daya
netto siklus :
Kalor
yang masuk ke sistem (qin) dapat dihitung :
h1
= entalpi uap panas lanjut keluar dari boiler = 3139,4 kJ/kg
h4 = entalpi air keluar pompa yang besarnya = entalpi air masuk
pompa + kerja pompa, maka h4 = 191,81 + 40,3899 = 232,1999 kJ/kg
maka kalor yang masuk ke sistem
adalah :
Daya yang
dihasilkan Boiler : PB = 2900,2 kJ/kg x 100 kg/s = 290.020 kW =
290,02 MW
Efisiensi termodinamika siklus adalah :
Dari hasil
perhitungan dapat dilihat hanya 37,37 % dari daya yang diberikan ke dalam
boiler yang dapat diubah menjadi energi mekanis, sisanya hilang atau dibuang ke
alam melalui kondensor dan ada sebagian kecil yang digunakan untuk mengerakan
pompa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Siklus Rankine adalah siklus
termodinamika yang mengubah panas menjadi kerja. Siklus Rankine merupakan model
operasi dari mesin uap panas yang secara umum ditemukan di pembangkit listrik.
2.
Sumber panas yang utama untuk
siklus Rankine adalah batu bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, dan panas
matahari.
3. Siklus Rankine ideal sederhana terdiri dari :
·
Boiler sebagai alat pembangkit
uap
·
Turbin uap sebagai alat mengubah
uap menjadi kerja
·
Kondensor sebagai alat pengembun
uap
·
Pompa boiler sebagai alat memompa
air ke boiler
4.
Di dalam boiler, air yang
bertekanan tinggi dipanaskan hingga menjadi uap panas lanjut, dan melalui 3
proses :
·
Ekonomiser
·
Evaporator
·
Superheater
DAFTAR PUSTAKA