Sabtu, 18 April 2015

Mesin Panas Penghasil Kerja

BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara  alami maupun hasil rekayasa teknologi. Selain itu energi di   alam   semesta   bersifat   kekal,   tidak   dapat   dibangkitkan   atau dihilangkan,  yang  terjadi  adalah  perubahan  energi  dari  satu  bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan. Hal ini erat hubungannya dengan hukum – hukum dasar pada termodinamika. Dalam makalah ini kami akan membahas sistem tenaga uap rankine.
Rankine Cycle kadang-kadang dikenal sebagai suatu Daur Carnot praktis ketika suatu turbin efisien digunakan, T diagram akan mulai untuk menyerupai Daur Carnot. Perbedaan yang utama adalah bahwa suatu pompa digunakan untuk memberi tekanan cairan sebagai penganti gas. Ini memerlukan sekitar 100 kali lebih sedikit energy dibanding yang memampatkan suatu gas di dalam suatu penekan ( seperti di Daur Carnot)
1.2   Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan siklus Rankine?
2.      Bagaimanakah prinsip kerja dari siklus Rankine?
3.      Bagaimanakah proses siklus Rankine yang terjadi pada boiler?
4.      Apakah persamaan energi dan efisiensi pada siklus Rankine?
1.3  Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian dari siklus Rankine.
2.      Memahami prinsip kerja dari siklus Rankine.
3.      Memahami proses siklus Rankine terhadap boiler.
4.      Mengetahui persamaan energi dan efisiensi pada siklus Rankine.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Siklus Rankine
Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi kerja. Panas disuplai secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya menggunakan air sebagai fluida yang bergerak. Siklus Rankine merupakan model operasi dari mesin uap panas yang secara umum ditemukan di pembangkit listrik. Sumber panas yang utama untuk siklus Rankine adalah batu bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, dan panas matahari. Siklus ini dinamai untuk mengenang ilmuwan SkotlandiaWilliam John Maqcuorn Rankine.
Siklus Rankine kadang-kadang diaplikasikan sebagai siklus Carnot, terutama dalam menghitung efisiensi. Perbedaannya hanyalah siklus ini menggunakan fluida yang bertekanan, bukan gas. Efisiensi siklus Rankine biasanya dibatasi oleh fluidanya.  Fluida pada Siklus Rankine mengikuti aliran tertutup dan digunakan secara konstan. Berbagai jenis fluida dapat digunakan pada siklus ini, namun air dipilih karena berbagai karakteristik fisika dan kimia, seperti tidak beracun, terdapat dalam jumlah besar, dan murah.
2.2 Prinsip Kerja dari Sistem Siklus Rankine
Fluida kerja berupa air jenuh pada kondensor dikompresi pompa sampai masuk boiler atau ketel uap. Dari proses kompresi pada pompa terjadi kenaikan temperatur kemudian di dalam boiler air dipanaskan. Sumber energi panas berasal dari proses pembakaran atau dari energi yang lainya seperti nuklir, panas matahari, dan lainnya. Uap yang sudah dipanaskan di boiler kemudian masuk turbin. Fluida kerja mengalami ekspansi sehingga temperatur dan tekanan turun. Selama proses ekspansi pada turbin terjadi terjadi perubahan dari energi fluida menjadi energi mekanik pada sudu-sudu menghasilkan putaran poros turbin. Uap yang keluar dari turbin kemudian dikondensasi pada kondensor sehingga sebagian besar uap air menjadi mengembun. Kemudian siklus berulang lagi.





2.3 Siklus Rankine Pada Boiler
Description: D:\bahan kuliah\Semester IV\TERMODINAMIKA II\SIKLUS PADA BOILER _ SEKEDAR ISI WAKTU_files\Untitled_002.png
Siklus Rankine ideal tidak melibatkan irreversibel internal dan terdiri dari 4 tahapan proses :
§      1 – 2 merupakan proses kompresi isentropik dengan pompa
§      2– 3 Penambahan panas dalam boiler pada P = konstan
§      3– 4 Ekspansi isentropik ke dalam turbin
§      4– 1 Pelepasan panas di dalam kondensor pada P = konstan
Air masuk pompa pada kondisi 1 sebagai cairan jenuh dan dikompresi sampai tekanan operasi boiler. Temperatur air akan meningkat selama kompresi isentropik ini melalui sedikit pengurangan dari volume spesifik air. Jarak vertikal antara 1 – 2 pada T – s diagram ini biasanya dilebihkan untuk lebih amannya proses.
Air memasuki boiler sebagai cairan terkompresi pada kondisi 2 dan akan menjadi uap superheated pada kondisi 3. Dimana panas diberikan oleh boiler ke air pada T  tetap. Boiler dan seluruh bagian yang menghasilkan steam ini disebut sebagai steam generator.
Uap superheated pada kondisi 3 kemudian akan memasuki turbin untuk diekspansi secara isentropik dan akan menghasilkan kerja untuk memutar shaft yang terhubung dengan generator listrik sehingga dihasilkanlah listrik. P dan T dari steam akan turun selama proses ini menuju keadaan 4 dimana steam akan masuk kondenser dan biasanya sudah berupa uap jenuh. Steam ini akan dicairkan pada P konstan di dalam kondenser dan akan meninggalkan kondenser sebagai cairan jenuh yang akan masuk pompa untuk melengkapi siklus ini.
Area dibawah kurva proses 2 – 3 menunjukkan panas yang ditransfer ke boiler, dan area dibawah kurva proses 4 – 1 menunjukkan panas yang dilepaskan di kondenser. Perbedaan dari kedua aliran ini adalah kerja netto yang dihasilkan selama siklus.
2.4 Persamaan Energi dan Efisiensi pada Siklus Rankine
Analisis energi ini dilihat dari tiap komponen (alat-alat) yang terdapat pada siklus Rankine dengan menggunakan asumsi bahwa komponen-komponen tersebut bekerja pada aliran steady. Persamaan energi untuk sistem yang alirannya steady yaitu:
ΔE = m(h+Ep+Ek)i – m(h+Ek+Ep)e+Q–W                                                            
0 = hi – he + Q – W                                                                                                     
Q - W = he – hi                                                                                                                                                
2.5 Siklus Rankine Ideal Sederhana
Siklus Rankine ideal sederhana terdiri dari :
1.      Boiler sebagai alat pembangkit uap
2.      Turbin uap sebagai alat mengubah uap menjadi kerja
3.      Kondensor sebagai alat pengembun uap
4.      Pompa boiler sebagai alat memompa air ke boiler
Skema siklus Rankine ideal sederhana dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini.
Description: skema rankine sederhana
Gambar 1 skema siklus Rankine ideal sederhana
Skema pada gambar 1 dapat digambarkan garis kerjanya pada diagram T-s seperti pada gambar 2 berikut ini.
Description: ts rankineGambar 2 diagram T-s untuk siklus Rankine ideal sederhana
Keterangan gambar 2 :
[  Proses 1 – 2 adalah proses pada tekanan konstan yang berlangsung pada boiler. Pada proses ini kalor masuk ke dalam sistem (Qin).
[  Proses 2 – 3 adalah proses ekspansi isentropis (adiabatis reversibel) yang berlangsung di dalam turbin uap. Pada proses ini terjadi kerja keluar sistem (Wout)
[  Proses 3 – 4 adalah proses pada tekanan konstan yang berlangsung di dalam kondensor. Pada proses ini kalor keluar dari sistem (pembuang kalor) (Qout).
[  Proses 4 – 1 adalah proses penekanan secara isentropis oleh pompa. Pada proses ini kerja masuk ke dalam sistem (Win).
Pada siklus Rankine ideal sederhana. Air dipompa oleh pompa pengisi boiler ke dalam boiler. Pompa yang bertugas untuk memompakan air ke dalam boiler disebut feed water pump. Pompa ini harus dapat menekan air ke boiler dengan tekanan yang cukup tinggi (sesuai dengan tekanan kerja siklus). Secara ideal pompa bekerja menurut proses isentropis (adiabatis reversibel) dan secara aktual pompa bekerja menurut proses adiabatis irreversibel.
Di dalam boiler, air yang bertekanan tinggi dipanaskan hingga menjadi uap panas lanjut, prosesnya adalah sebagai berikut:
  1. Ekonomiser, air pertama-tama masuk ke ekonomiser. Ekonomier berfungsi sebagai pemanas awal. Sesuai namanya alat ini berfungsi untuk meningkatkan efisiensi boiler dengan cara menggunakan panas sisa gas buang untuk memanaskan awal air yang masuk ke boiler.
  2. Evaporator, dari ekonomiser, air masuk ke drum penampung air di evaporator. Di dalam evaporator air dipanaskan melalui pipa-pipa evaporasi hingga berubah menjadi uap. Uap air yang keluar dari evaporator adalah uap jenuh.
  3. Superheater, selanjutnya uap jenuh dari evaporator masuk ke superheater. Superheater adalah alat penukar kalor yang dirancang khusus untuk memanaskan uap jenuh menjadi uap panas lanjut dengan menggunakan gas panas hasil pembakaran. Uap panas lanjut yang keluar dari superheater siap digunakan untuk memutar turbin uap.
Uap panas lanjut dari boiler kemudian dialirkan ke turbin uap melalui pipa – pipa uap. Di dalam turbin uap , uap panas lanjut diekspansikan dan digunakan untuk memutar rotor turbin uap. Proses ekspansi di dalam turbin uap berlangsung melalui beberapa tahap yaitu :
1)      Proses ekspansi awal di dalam turbin tekanan tinggi (roda Curtis)
Uap panas lanjut yang bertekanan tinggi diekspansikan di nosel dan kemudian digunakan untuk memutar roda Curtis. Roda Curtis adalah turbin uap jenis turbin implus. Pada roda Curtis terjadi penurunan tekanan yang signifikan.
2)      Proses ekspansi pada turbin tingkat menengah.
Turbin tingkat menengah menggunakan turbin jenis reaksi dan tersusun atas beberapa tingkat turbin.
3)      Proses ekspansi tingkat akhir.
Pada tingkat akhir ini uap terus diekspansikan hingga tekanan sangat rendah (biasanya dibawah tekanan atmosfir ) dengan bantuan kondensor.
Putaran poros yang dihasilkan dari proses ekspansi uap panas lanjut di dalam turbin digunakan untuk memutar beban. Beban dapat berupa generator listrik seperti di PLTU atau propeler (baling-baling) untuk menggerak kapal.
Uap tekanan rendah dari turbin uap mengalir ke kondensor. Di dalam kondensor, uap didinginkan dengan media pendingin air hingga berubah fase menjadi air. Kemudian air ditampung di dalam tangki dan dipisahkan dari gas-gas yang tersisa dan siap untuk dipompa ke dalam boiler oleh pompa pengisi boiler. Proses ini terus berlanjut dan berulang membentuk sebuah siklus yang disebut siklus Rankine.
Pada siklus Rankine ideal. Ke 4 alat dianggap bekerja pada kondisi Steady flow. Sehingga persamaan energi untuk kondisi steady flow dapat ditulis :
Description: r3
Beberapa proses yang berlangsung pada masing-masing alat adalah :
Kerja pompa :
Description: r4
Dimana ν adalah volume spesifik yang besarnya :
 Description: r10
Kalor masuk ke boiler :
Description: r5
Kerja yang dihasilkan turbin uap :
Description: r6
Kalor yang dibuang oleh kondensor :
Description: r7
Persamaan energi untuk masing-masing komponen dapat ditulis:
  • Pompa (Q = 0) à Wpompa,in = h2 – h1
  • Boiler (W = 0) à Qin = h3 – h2
  • Turbin (Q = 0) àWturb,out = h3 – h4
  •  Condenser (W = 0) à Qout = h4 – h1
Efisiensi thermal siklus Rankine ideal sederhana dapat dihitung :
Description: r8Dimana  : Description: r9
Bila panas pada air terus diberikan, temperatur air tidak akan naik tetapi terjadi perubahan fase air dari fase cair menjadi fase gas. Pada proses ini terjadi penyerapan kalor (energi) yang digunakan untuk mengubah fase zat, pada kondisi temperatur konstan. Energi yang diserap ini tidak dapat di ukur dengan mengunakan termometer karena temperatur fluida tidak berubah. Oleh sebab itu, proses ini disebut proses penyerapan panas laten (non sensibel heat). Kadar uap dalam campuran ini disebut faktor kebasahan atau sering disingkat dengan huruf X. besar faktor kebasahan dapat dihitung dengan mengunakan rumus :
Description: r1
Keterangan :
X : faktor kebasahan (%) menyatakan persentase uap
hg(t) : entalpi uap pada temperatur fluida tertentu (kJ/kg)
hf : entalpi cair (kJ/kg)
hfg : entalpi perubahan dari cair ke gas (kJ/kg)
sg(t) : entropi uap pada temperatur fluida tertentu (kJ/kg.K)
sf : entropi cair (kJ/kg.K)
sfg : entropi perubahan dari cair ke gas (kJ/kg.K)
2.6  Contoh soal pada Siklus Rankine
Sebuah siklus Rankine sederhana ideal bekerja pada temperatur 400 oC dan tekanan 80 bar. Tekanan kondensor 0,1 bar. Aliran massa uap yang masuk ke turbin 100 kg/s. Hitunglah kerja turbin, kerja pompa, kalor masuk, kalor keluar dan efisiensi siklus. daya yang dihasilkan turbin dan daya netto siklus.
Jawab
Pertama-tama gambarkan skema siklus Rankine sederhana dan lengkapi dengan data-data yang ada di dalam soal
Description: contoh soal
Ditanya : kerja turbin (Wt); Kerja pompa (Wp), kalor masuk (Qin­), kalor keluar (Qout), efisiensi termodinamika (ηth), daya turbin (Pt) dan daya netto siklus (Pnett).
Dari tabel sifat-sifat uap panas lanjut  di dapat :
Entalpi uap masuk ke turbin : h1 = 3139,4 kJ/kg
Entropi uap masuk ke turbin : s1 = 6,3658 kJ/kg.K
Entropi uap keluar turbin sama dengan entropi uap masul turbin (proses ideal atau isentropis) sehingga s1  = s2  = 6,3658 kJ/kg.K
Dari tabel uap jenuh, pada tekanan 0,1 bar (10 kPa) didapat :
Entalpi fase uap (hg2) = 2583,9 kJ/kg
Entalpi fase cair (hf2) = 191,81 kJ/kg
Entalpi perubahan fase (hfg2) = 2392,1 kj/kg
Entropi fase uap (sg1) = 8,1488 kJ/kg.K
Entropi fase cair (sf2) = 0,6492 kJ/kg.K
Entropi perubahan fase (sfg2) = 7,4996 kJ/kg.K
Fraksi (kadar) uap (X) dapat dihitung :
Description: ra
Artinya kadar uap yang keluar dari turbin menuju kondensor adalah 76,22 % atau fluida yang keluar dari turbin 76,22 % uap dan 23.78 % cair. Bagian yang cair ini tidak perlu lagi diembunkan, tetapi 76,22 % uap ini yang harus dibuang kalornya supaya fasenya berubah menjadi cair. Maka energi total yang terkandung di dalam 76,22% uap dapat dihitung :
Description: rb
Maka kerja turbin dapat dihitung yaitu :
Description: rc
Daya turbin adalah :
Description: rdKalor yang dibuang oleh kondensor :
Description: re
h2 adalah entalpi uap yang masuk ke kondensor = 2015,07 kJ/kg
h3 adalah entalpi air yang keluar dari kondensor = 191,81 kJ/kg
maka kalor yang dibuang oleh kondensor adalah :
Description: rf
Daya kondensor yang dibutuhkan untuk membuang kalor tersebut adalah :
Description: rg
Kerja pompa dapat dihitung dengan rumus :
Description: rh
= volume jenis air pada tekanan 0,1 bar = 0,00101 m3/kg
p4 = tekanan air keluar pompa = tekanan boiler (proses ideal tidak ada rugi-rugi tekanan) maka p4 = p1 = 400 bar = 40 Mpa.
p3 = tekanan air masuk pompa = tekanan air keluar kondensor, untuk proses ideal tidak ada rugi-rugi tekanan sehingga p3 = 0,1 bar = 10 kPa
maka kerja pompa :
Description: rj
Bila aliran massa air yang dipompa 100 kg/s maka daya yang diperlukan oleh pompa adalah:
Description: rk
Daya netto siklus :
Description: rl
Kalor yang masuk ke sistem (qin­) dapat dihitung :
Description: rm
h1 = entalpi uap panas lanjut keluar dari boiler = 3139,4 kJ/kg
h4 = entalpi air keluar pompa yang besarnya = entalpi air masuk pompa + kerja pompa, maka h4 = 191,81 + 40,3899 = 232,1999 kJ/kg
maka kalor yang masuk ke sistem adalah :
Description: rn
Daya yang dihasilkan Boiler : PB = 2900,2 kJ/kg x 100 kg/s = 290.020 kW = 290,02 MW
Efisiensi termodinamika siklus adalah :
Description: ro
Dari hasil perhitungan dapat dilihat hanya 37,37 % dari daya yang diberikan ke dalam boiler yang dapat diubah menjadi energi mekanis, sisanya hilang atau dibuang ke alam melalui kondensor dan ada sebagian kecil yang digunakan untuk mengerakan pompa.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.      Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi kerja. Siklus Rankine merupakan model operasi dari mesin uap panas yang secara umum ditemukan di pembangkit listrik.
2.      Sumber panas yang utama untuk siklus Rankine adalah batu bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, dan panas matahari.
3.      Siklus Rankine ideal sederhana terdiri dari :
·         Boiler sebagai alat pembangkit uap
·         Turbin uap sebagai alat mengubah uap menjadi kerja
·         Kondensor sebagai alat pengembun uap
·         Pompa boiler sebagai alat memompa air ke boiler
4.      Di dalam boiler, air yang bertekanan tinggi dipanaskan hingga menjadi uap panas lanjut, dan melalui 3 proses :
·         Ekonomiser
·         Evaporator
·         Superheater













DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar