BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Judul
Praktikum
Membuat
Larutan Standar
1.2
Tanggal
Praktikum
10 Mei
2014
1.3
Tujuan
Praktikum
Untuk
membuat larutan standar dengan konsentrasi normalitas.
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1
Larutan
Larutan
adalah campuran homogen. Dalam suatu campuran terdapat molekul-molekul,
ion-ion, ato-atom dan zat. Susunannya sangat seragam sehingga tidak dapat
diamati. Contohnya : larutan NaOH dalam aquadest.
Suatu
larutan tersusun dari komponen pelarut (jumlahnya lebih banyak) serta komponen
zat terlarut (jumlahnya sedikit). Factor-faktor yang mempengaruhi kelarutan
suatu zat adalah tekanan dan suhu. Kelarutan zat padat dan cairan tidak
terpengaruh oleh tekanan, sedangkan kelarutan gas-gas akan bertambah apabila
tekanan diperbesar. (irfan Anshary, 1999).
2.2
Komponen
Larutan
Ada
dua komponen yang penting dalam suatu larutan, yaitu pelarut dan zat yang
dilarutkan (zat terlarut). Apabila dua atau lebih komponen dicampurkan dan
membentuk campuran homogeny, larutan yang dihasilkan dapat berfase gas, larutan
cair, dan padat.
2.3
Konsentrasi
Larutan
Konsentrasi
larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan. Apabila zat
terlarut banyak sekali, sedangkan pelarutnya sedikit, maka dapat dikatakan
bahwa larutan itu pekat atau konsentrasinya tinggi. Sebaliknya, bila zat yang
terlarut sedikit sedangkan pelarutnya banyak, maka dapat dikatakan larutan itu
encer atau konsentrasinya rendah. Konsentrasi dapat dinyatakan dengan beberapa
cara, yaitu :
a. Persen
volume
Persen
volume menyatakan jumlah liter zat terlarut dalam 100 liter larutan.
Misalnya
:
Alcohol
76 % berarti dalam 100 liter larutan alcohol terdapat 76 liter alcohol murni.
b.
Persen massa
Persen
massa menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam 100 gram larutan.
Misalnya
:
Sirup
merupakan larutan gula 80 %. Artinya dalam 100 gram sirup terdapat 80 gram
gula.
c.
Molalitas
Molalitas
menyatakan banyaknya mol zat terlarut per kilogram pelarut. Dalam suatu larutan
molalitas (m) tidak dapat dihitung dari konsentrasi molar (M), kecuali jika rapatan
(densitas) larutan itu diketahui.
d.
Molaritas
Molaritas
menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Contohnya : NaCl 0,1
M. berarti dalam 1 liter larutan terdapat 0,1 mol NaCl.
Konsentrasi molar = 

e.
Normalitas
Normalitas
suatu larutan adalah jumlah gram ekuivalen zat terlarut yang terkandung dalam 1
liter larutan. Batas ekuivalen adalah fraksi bobot molekul yang berkenaan
dengan suatu satuan tertentu.
N = 

f.
Fraksi mol
Fraksi
mol adalah suatu larutan yang didefinisikan sebagai banyaknya mol komponen itu
dibagi dengan jumlah mol keseluruhan komponen dalam larutan itu. Jumlah fraksi
seluruh komponen dalam setiap larutan adalah :




(Beny Karyadi, 1997)
2.4
Perbandingan
Antara Berbagai Skala Konsentrasi
Skala
konsentrasi molar dan normalitas bermanfaat untuk eksperimen volumetric, dimana
kuantitas zat terlarut dalam larutan dengan volume bagian larutan itu. Skala
normalitas juga dapat membantu dalam membandingkan volume dua larutan yang diperlukan
untuk bereaksi secara kimia.
Keterbatasan
skala normalitas adalah bahwa suatu larutan mungkin mempunyai lebih dari satu
nilai normalitas, tergantung pada reaksi yang menggunakannya.
Skala
fraksi mol berguna dalam karya-karya teoritas karena banyak sifat-sifat fisika
larutan dapat dinyatakan dengan jelas dalam perbandingan jumlah molekul pelarut
dan zat terlarut. (James.E.Brady, 1998).
Kimia
volumetri adalah pembuatan larutan baku. Zat murni ditimbang dengan teliti,
kemudian dilarutkan dalam labu ukur sampai volume tertentu yang tepat. Dimana
normalitasnya diperoleh dengan perhitungan larutan-larutan baku primer yaitu
natrium oksalat, kalium bikromat, borak, natrium karbonat, kalium ionida dan
lain sebagainya. Zat-zat kimia yang digunakan untuk membuat larutan harus
memenuhi syarat:
1. Zat
yang digunakan harus murni dan mempunyai rumus molekul yang pasti.
2. Zat
yang digunakan harus mempunyai berat ekuivalen yang pasti.
3. Zat
yang digunakan mudah dikeringkan.
4. Zat
yang digunakan harus stabil, dimana larutan baku primer dapat dipakai untuk
menentukan kadar larutan yang tidak diketahui.
(Team, 2014).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1
Alat
dan Bahan
3.1.1
Alat-alat
1.
Neraca digital
2.
Labu ukur 100 ml
3.
Kaca arloji
4.
Spatula.
3.1.2
Bahan-bahan
1.
H2SO4 97%
2.
NaOH
3.
Aquadest
3.2
Cara
Kerja
Prosedur praktikum yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Dihitung
berat (gram) NaOH dan H2SO4 dengan konsentrasi X
Normalitas.
2. NaOH
yang telah ditimbang dimasukkan kedalam labu ukur.
3. Ditambahkan
aquadest kedalam labu ukur sampai volume tepat garis batas.
4. Larutan
dikocok hingga bercampur sempurna.
5. Lakukan
hal yang sama dengan menggantikan NaOH dengan H2SO4.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.3
Hasil
Data Pengamatan
Hasil
praktikum membuat larutan standar adalah sebagai berikut :
ü Pada
suatu larutan NaOH 1 N dengan kemurnian 1% dan volume 100 ml dibutuhkan 4 gram
NaOH dalam 100 ml aquades.
ü Pada
larutan H2SO4 1 N dengan kemurnian 97% dan volume 100 ml
dibutuhkan 2,74 ml H2SO4 dalam 100 ml aquades.
ü Pada
larutan NaOH 1 M dengan kemurnian 1% dan volume 100 ml dibutuhkan 4 gram NaOH
dalam 100 ml aquades.
ü Pada
suatu larutan H2SO4 1 M dengan kemurnian 97% dan volume
100 ml dibutuhkan 5,49 ml H2SO4 dalam 100 ml aquades.
3.4
Pembahasan
Rumus
yang digunakan untuk menghitung gram per massa zat yang akan dijadikan larutan
standar dengan konsentrasi normalitas adalah dengan menggunakan persamaan :
Zat murni (gram) = X Normalitas
Volume

Setelah
massa (gram) dari zat sudah didapatkan, maka zat yang masih dalam bentuk
padatan ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. Zat yang akan ditimbang
diambil dengan spatula, ditabuhkan padatan keatas kaca arloji dan dinaikkan
keatas timbangan.
Setelah
zat sudah sesuai dengan massa yang yang telah dihitung, dimasukkan kedalam labu
ukur, ditambahkan aquades hingga batas yang ada pada labu ukur, larutan dikocok
secara perlahan hingga larutan bercampur sempurna. Dilakukan hal yang sama pada
NaOH. Pada larutan H2SO4 tidak perlu ditimbang karena
berupa cairan.
Perbedaan
pembuatan larutan standar yang padatan dan cairan adalah pada saat menghitung
jumlah zat murni (gram) yang ingin dibuat larutan standar dengan konsentrasi
normalitas, mempunyai persamaan yang berbeda-beda.
·
Untuk fase padatan :
Zat
murni (gram) = X Normalitas
Volume

·
Untuk fase cairan :
Zat
murni (gram) = Normalitas
Volume

Padatan
tidak menggunakan massa jenis, sedangkan cairan memerlukan massa jenis. Rumus
massa jenis adalah :

Massa
jenis adalah perbandingan massa dan volume, semakin tinggi massa jenis suatu
benda maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis berfungsi
untuk menentukan zat, dan setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.
BAB V
KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan
Dari
percobaan membuat larutan standar dapat disimpulkan bahwa :
1. Untuk
membuat larutan standar NaOH 1 N dengan kemurnian 1% dan volume 100 ml
dibutuhkan 4 gram NaOH dalam 100 ml aquades.
2. Untuk
membuat larutan standar NaOH 1 M dengan kemurnian 1% dan volume 100 ml
dibutuhkan 4 gram NaOH dalam 100 ml aquades.
3. Untuk
membuat larutan standar H2SO4 1 N dengan kemurnian 97%
dan volume 100 ml dibutuhkan 2,74 ml H2SO4 dalam 100 ml
aquades.
4. Untuk
membuat larutan standar H2SO4 1 M dengan kemurnian 97%
dan volume 100 ml dibutuhkan 5,49 ml H2SO4 dalam 100 ml
aquades.
5.2 Saran
Saran
yang dapat saya berikan untuk praktikum selanjutnya yaitu hendaknya praktikum selanjutnya
dapat berlangsung lebih efisien lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Anshary,
Irfan . 1999 . kimia I . Jakarta :
Erlangga.
Brady,
James.E. 1998 . Kimia Universitas Asas
dan Struktur Edisi Ke-5 . Jakarta: Binarupa Aksara.
Karyadi,
Beny . 1997 . Kimia II . Jakarta:
Erlangga.
Team
. 2014 . Penuntun Praktikum Kimia Dasar .
Lhokseumawe.
LAMPIRAN
II
PERHITUNGAN
1. a.
NaOH 1 N
jawab :
N =
.


=
.


1000 g = 4000
g = 4 gram
b. NaOH 1 M
jawab :
M = 

1 = 

1000 g = 4000
g = 4 gram
2. Dik
: BE H2SO4
=
=
= 49


% = 97 %

a. H2SO4
1 N
N2 = 

= 

= 36,42 N.
Rumus Pengenceran :
N1V1
= N2V2
1 . 100 = 36, 42 . V2
V2 = 2,74 ml.
b. H2SO4
1 M
M2 = 

= 

= 18, 21 M.
Rumus
Pengenceran :
M1V1
= M2V2
1
. 100 = 18, 21 . V2
V2 = 5, 49 ml.
LAMPIRAN III
JAWABAN TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Buatlah
perhitungan larutan standar dengan konsentrasi molal !
Jawab :
a. NaOH
1 m
P = 100 gram
Mr NaOH = 40
Penyelesaian :
m =


1 = 

1000
g = 4000
g = 4 gram
b. H2SO4
1 M dan 1 N
Dik : 1 M H2SO4
= 1 mol
V = 100 ml

Bm = 98
Valensi = 2
Dit : molalitas dan V2
pengenceran = … ?
Penyelesaian :
Zat murni (gram) =
Normalitas .
100


= 1
.
100


= 

= 0,
96 gram


1, 84 = 

m = 184 gram larutan.
Massa solven = 184 – 0,
96 = 183, 04 gram pelarut.
Molalitas (m) = mol . 

= 1 . 

= 5, 46 molal.
Rumus Pengenceran :
V1.m1
= V2.m2
100 . 1= V2
. 5, 46
V2 = 18, 31 ml.
2. Sebutkan
faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan !
Jawab :
ü Sifat
dari solute dan solvent : solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar
juga.
ü Consolvensi
: peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan pelarut lain
atau modifikasi pelarut.
ü Kelarutan
: zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar
larut memerlukan banyak pelarut.
ü Temperature
: zat pada umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan.
ü Salting
out : peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih
besar disbanding zat utama,akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau
terbentuknya endapan karena reaksi kimia.
ü Salting
in : adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama dalam
solvent menjadi lebih besar.
ü Pembentukan kompleks : peristiwa terjadinya
interaksi antara senyawa tak larut dengan membentuk garam kompleks.
LAMPIRAN IV
GAMBAR ALAT
![]()
Neraca Digital
|
![]()
Labu Ukur
|
![]()
Kaca Arloji
|
![]()
Spatula
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar