Jumat, 01 Mei 2015

Nostalgia SMA



Versi Istana Sentris

            Pagi itu, mata pelajaran paling mengerikan (matematika) dimulai. dan seperti biasa, suasana berubah horor ketika sang guru masuk kelas. Pak S*** memang terkenal galak, dia paling gak suka kalo aturan / perintahnya gak dipatuhi. Tapi segalak-galaknya pak S***, dia juga punya sisi imutnya kalo lagi ketiduran dikelas (biasanya karna nonton bola :D), sayangnya aku gak sempat mendokumentasikan hal ini, Hehe...
Tanpa banyak basa-basi pak S*** menuliskan sebuah soal dipapan tulis. Ini momen yang bikin jantungan >_<
“siapa yang bisa mengerjakan soal ini?”. Tanyanya yang diikuti dengan tunjukan tangan Amel, anak paling pinter dikelas.
“kecuali Amel”. Sambungnya lagi.
Yang tadinya sempat lega, siap-siap aja dijemput malik maut. Seluruh ruangan hening, ada yang kakinya gemetar (pasti kebelet pipis :D) dan ada pula yang pura-pura nulis, kayak aku dan kawan sebangkuku (yayang) misalnya.
Kurasa aku tau kemana spidol itu akan mengarah, seperti biasa korbannya kalo bukan aku, ya...
“kamu, kerjakan soal ini”. Feelingku gak salah lagi.
Aku bener-bener gak tega liat muka si Yayang yang mulai memucat.
“dek... aku gak bisa... L “.
“Heh! Ingat kata ajaibnya? Bukan GAK bisa, tapi BELUM bisa, perkataan itu do’a loh.. “. Kata- kata itu sering kulontarkan untuk menyemangatinya.
“bawa aja buku Riza, belum tentu betol sih... tapi seenggaknya ada yang bisa ditulis “. Sambungku menyerahkan buku yang sedari tadi kucoret-coret padanya. Bagiku matematika itu seperti pelajaran mengarang, kamu bebas berkreasi tanpa takut salah walau sebenarnya salah (Hihi..)
Yayang pun menghela nafas panjang dan mulai berdiri, tapi...
“gak usah bawa buku”. Sang guru membuatnya drop lagi.
“gimana ni??? L “. Kali ini mukanya membiru.
“tulis apa aja yang keluar di kepala”.
Helaan nafas panjang untuk kesekian kalinya, dia pun maju.
Baru nulis beberapa baris, Yayang dipersilahkan duduk kembali. Itu artinya akan ada korban berikutnya.
“Putri, maju”.
Aduuuhh... mati aku >_<
Sekarang aku tau rasanya jadi Yayang, gak semudah bualanku rupanya -_-
Aku pun menghela nafas panjang dan mulai menjinakkan rasa gugupku. Aku mulai berkreasi di papan tulis persegi itu, kutulis apa saja yang keluar dibenakku. Aku gak peduli apa hasilnya, yang kutau adalah “segalak-galaknya pak S*** , dia gak doyan makan manusia” jadi, salah gak masalah kan??? ;)

The End

2 komentar: