BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian Limbah
Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industry maupun domestic (rumah tangga atau yang lebih dikenal sabagai sampah),
yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki
lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Jenis sampah ini pada umumnya
berbentuk padat dan cair. Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang
dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan
biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Pabrik Kertas
menghasilkan limbah cair yang mengandung logam berat jenis Hg dan Cu. Limbah
cair tersebut berupa bubur kertas encer yang apabila dibuang sembarangan akan
mengakibatkan pencemaran lingkungan.
2.2 Bahan
Baku Industri Kertas
Kayu sebagai bahan baku dalam industri kertas mengandung beberapa komponen
antara lain :
1. Selulosa
Selulosa
merupakan komponen yang paling dikehendaki dalam pembuatan kertas karena
bersifat panjang dan kuat. Menurut Stanley (2001) dalam kayu mengandung sekitar
50 % komponen selulosa.
2. Hemiselulosa
Hemiselulosa
lebih mudah larut dalam air dan biasanya dihilangkan dalam proses pulping.
3. Lignin
Lignin
berfungsi merekatkan serat – serat selulosa sehingga menjadi kaku. Pada proses pulping
secara kimia dan proses pemutihan akan menghilangkan komponen lignin tanpa
mengurangi serat selulosa. Menurut Stanley (2001) komponen lignin dalam kayu
adalah sekitar 30 %.
4. Bahan ekstraktif
Komponen ini
meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsur lain. Komponen ini sangat
beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai jumlah toksik akut dalam limbah
industri kertas. Jumlah komponen hemiselulosa dan hidrokarbon dalam kayu adalah
sekitar 20 %.
2.3 Karakteristik
limbah pabrik kertas
Warnanya yang kehitaman atau abu-abu keruh, bau yang khas, kandungan
padatan terlarut dan padatan tersuspensi yang tinggi, COD yang tinggi dan tahan
terhadap oksidasi biologis
2.4 Limbah
Industri Kertas
Pada proses pembuatan kertas terdapat zat yang berpotensi mencemari
lingkungan. Limbah proses pembuatan kertas yang berpotensi mencemari lingkungan
tersebut dibagi menjadi 4 kelompok yaitu :
ü Limbah cair,
yang terdiri dari :
·
Padatan tersuspensi yang mengandung partikel kayu,
serat dan pigmen
·
Senyawa organik koloid terlarut seperti hemiselulosa,
gula, alkohol, lignin, terpenting, zat pengurai serat, perekat pati dan zat
sintetis yang menghasilkan BOD (Biological Oxygen Demand) tinggi,
·
Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin
dan pewarna kertas,
·
Bahan anorganik seperti NaOH, Na2SO4 dan klorin,
·
Limbah panas
·
Mikroba seperti golongan bakteri koliform.
ü Partikulat
yang terdiri dari :
·
Abu dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain
·
Partikulat zat kimia terutama yang mengandung natrium
dan kalsium.
ü Gas yang
terdiri dari :
·
Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S
yang dilepaskan dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan
proses pemulihan bahan kimia
·
Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft
recovery furnace dan lime kiln (tanur kapur)
·
Uap yang mengganggu jarak pandangan
ü Limbah padat
yang terdiri dari :
·
Sludge dari pengolahan limbah primer dan
sekunder
·
Limbah dari potongan kayu.
2.5 Dampak Pencemaran Limbah Pabrik Kertas
Adapun dampak dari limbah industri
kertas yaitu pencemaran lingkungan dan
kesehatan manusia, dan ini dampak bagi pencemaran lingkungan antara lain :
a.
Membunuh ikan, kerang, dan invertebrata akuatik
lainnya
b.
Memasukkan zat kimia karsinogenik dan zat pengganggu
aktivitas hormon ke dalam lingkungan
c.
Menghabiskan jutaan liter air tawar
d.
Menimbulkan resiko terpaparnya masyarakat oleh buangan
zat kimia berbahaya dari limbah industri yang mencemari lingkungan
Terdapat beberapa senyawa dalam industri pulp dan kertas yang berpeluang
besar bersifat karsinogenik bagi
kesehatan manusia, yaitu :
·
Asbes
Asbes dapat menyebabkan kanker paru – paru, digunakan
pada penyambungan pipa dan boiler.
·
Aditif kertas lainnya termasuk benzidine-base dyes,
formaldehid dan epichlorohydrin yang berpeluang menimbulkan kanker pada
manusia.
·
Kromium heksavalen dan senyawa nikel
Senyawa ini umumnya digunakan pada pengelasan
stainless steel dan dikenal sebagai karsinogenik terhadap paru – paru dan organ
pernafasan lain.
·
Debu kayu (utamanya kayu keras)
Debu kayu keras dikenal sebagai penyebab kanker
pernafasan.
·
Hidrazin, styren, minyak mineral, chlorinated
phenols dan dioxin
Senyawa – senyawa tersebut berpeluang besar
menyebabkan kanker.
2.6 Pengolahan
Limbah Industri Kertas
Limbah industri terdiri dari limbah gas, cair dan padat, berbagai cara
untuk mencegah pencemaran udara antara lain :
ü Pencemar
berbentuk gas
a.
Adsorbsi
Adsorbsi
merupakan proses melekatnya molekul polutan atau ion pada permukaan zat padat,
yaitu adsorben, seperti karbon aktif dan silikat.
b.
Absorbsi
Absorbsi
merupakan proses penyerapan yang memerlukan solven yang baik untuk memisahkan
polutan gas dengan konsentrasinya.
c.
Kondensasi
Kondensasi
merupakan proses perubahan uap air atau benda gas menjadi cair pada suhu
udara di bawah titik embun.
d.
Pembakaran
Pembakaran
merupakan proses untuk menghancurkan gas hidrokarbon yang terdapat di dalam
polutan dengan menggunakan proses oksidasi panas yang disebut incineration menghasilkan
gas karbon dioksida (CO2) dan air.
ü Pencemaran
berbentuk partikel
a.
Filter
Filter udara
bertujuan menangkap debu atau partikel yang ikut keluar cerobong atau stack pada
permukaan filter agar tidak ikut terlepas ke lingkungan.
b.
Filter basah
Cara kerja
filter basah atau scrubbers/ wet collectors adalah membersihkan
udara kotor dengan menyemprotkan air dari bagian atas alat sedangkan udara yang
kotor dari bagian bawah alat.
c.
Elektrostatik
Alat
pengendap elektrostatik menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai tegangan 25
– 100 KV sehingga terjadi pemberian muatan pada polutan dan akhirnya mengendap.
d.
Kolektor mekanis
Kolektor
mekanis merupakan proses pengendapan polutan partikel berukuran besar secara
gravitasi. Contohnya adalah cyclone separators (pengendap siklon) dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal.
ü Program
penghijauan
Program
penghijauan bertujuan untuk menyerap hasil pencemaran udara berupa gas karbon
dioksida (CO2) dan melepas oksigen sehingga mengurangi jumlah polutan di udara.
ü Pembersih udara
secara elektronik
Pembersih
udara secara elektronik (electronic air cleaner) dapat berfungsi
mengurangi polutan udara dalam ruangan.
ü Ventilasi
udara dan exhaust fan
Ventilasi
udara dan exhaust fan bertujuan agar kebutuhan oksigen ruangan tercukupi
dan polutan segera keluar dari ruangan sehingga ruangan bebes polutan.
ü Pengolahan limbah cair pada dasarnya dikelompokkan
menjadi 3 tahap yaitu:
1.
Pengolahan primer
Pengolahan
primer bertujuan membuang bahan – bahan padatan yang mengendap atau mengapung.
Pada dasarnya pengolahan primer terdiri dari tahap – tahap untuk memisahkan air
dari limbah padatan dengan membiarkan padatan tersebut mengendap atau
memisahkan bagian – bagian padatan yang mengapung. Pengolahan primer ini dapat
menghilangkan sebagian BOD dan padatan tersuspensi serta sebagian komponen
organik. Proses pengolahan primer limbah cair ini biasanya belum memadai dan
masih diperlukan proses pengolahan selanjutnya.
2.
Pengolahan sekunder
Pengolahan
sekunder limbah cair merupakan proses dekomposisi bahan – bahan padatan secara
biologis. Penerapan yang efektif akan dapat menghilangkan sebagian besar
padatan tersuspensi dan BOD. Ada 2 proses pada pengolahan sekunder yaitu :
a.
Penyaring trikle
Penyaring trikle
menggunakan lapisan batu dan kerikil dimana limbah cair dialirkan melalui
lapisan ini secara lambat. Dengan bantuan bakteri yang berkembang pada batu dan
kerikil akan mengkonsumsi sebagian besar bahan – bahan organik.
b.
Lumpur aktif
Kecepatan
aktivitas bakteri dapat ditingkatkan dengan cara memasukkan udara dan lumpur
yang mengandung bakteri ke dalam tangki sehingga lebih banyak mengalami kontak
dengan limbah cair yang telah diolah pada proses pengolahan primer. Selama
proses ini limbah organik dipecah menjadi senyawa – senyawa yang lebih
sederhana oleh bakteri yang terdapat di dalam lumpur aktif.
3.
Pengolahan tersier
Proses
pengolahan primer dan sekunder limbah cair dapat menurunkan BOD air dan
meghilangkan bakteri yang berbahaya. Akan tetapi proses tersebut tidak dapat
menghilangkan komponen organik dan anorganik terlarut. Oleh karena itu perlu
dilengkapi dengan pengolahan tersier.
Pengolahan limbah cair pada industri pulp dan kertas terdiri atas tahap
netralisasi, pengolahan primer, pengolahan sekunder dan tahap pengembangan.
Sebelum masuk ke tempat pengendapan primer, air limbah masuk dalam tempat
penampungan dan netralisasi. Pada tahap ini digunakan saringan untuk
menghilangkan benda – benda besar yang masuk ke air limbah.
Pengendapan primer biasanya bekerja atas dasar gaya berat. Oleh karenanya
memerlukan waktu tinggal sampai 24 jam. Untuk meningkatkan proses pengendapan
dapat digunakan bahan flokulasi dan koagulasi di samping mengurangi bahan yang
membutuhkan oksigen. Pengolahan secara biologis dapat mengurangi kadar racun
dan meningkatkan kualitas air buangan (bau, warna, dan potensi yang mengganggu
badan air). Apabila terdapat lahan yang memadai dapat digunakan laguna
fakultatif dan laguna aerasi. Laguna aerasi akan mengurangi 80 % BOD dengan
waktu tinggal 10 hari.
Apabila tidak terdapat lahan yang memadai maka proses lumpur aktif, parit
oksidasi dan trickling filter dapat digunakan dengan hasil kualitas yang
sama tetapi membutuhkan biaya operasional yang tinggi.
Tahap pengembangan dilakukan dengan kapasitas yang lebih besar, melalui
pengolahan fisik dan kimia untuk melindungi badan air penerima (Devi, 2004).
Sedangkan endapan (sludge) yang biasanya diperoleh dari proses filter
press dari IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), menurut Sunu (2001)
dapat dikategorikan sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) atau tidak.
Pembuangan lumpur organik, termasuk pada industri pulp dan kertas, dapat
dibedakan menjadi :
1.
Metode pembakaran
Metode
pembakaran ini merupakan salah satu cara untuk mencegah dampak lingkungan yang
lebih luas sebelum dilakukan pembuangan akhir. Beberapa metode yang dapat
dilakukan antara lain adalah metode incinerator basah yang mengoksidasi lumpur
organik pada suhu dan tekanan tinggi.
2.
Metode fermentasi metan dan metode pembusukan
Metode
fermentasi metan dilakukan menggunakan tangki fermentasi sehingga dihasilkan
gas metan, sedangkan metode pembusukan akan diperoleh hasil akhir berupa
kompos. Lumpur yang dihasilkan dari pengolahan buangan pada masa lalu biasanya
ditimbun. Akan tetapi sistem ini menimbulkan bau karena pembusukan dan
menyebabkan pencemaran air tanah dan air permukaan. Sekarang lumpur dihilangkan
airnya dan dibakar atau digunakan sebagai bahan bakar.
2.7 Usaha Penanggulangan Masyarakat terhadap
Limbah Industri Kertas
Masyarakat juga
turut andil dalam pengelolaan limbah pabrik kertas. Limbah
pabrik kertas dapat didaur ulang menjadi karton yang memiliki nilai jual
tinggi. Karton hasil pengolahan limbah pabrik kertas ini disebut dengan kertas
gembos. Proses pembuatannya relative sederhana. Sludge dan kertas pemulung
diproses menjadi bubur kertas. Kemudian dicetak menjadi lembaran dengan ukuran
66 x 78 cm. Setelah itu, dijemur di bawah terik matahari selama empat jam.
Kemudian dihaluskan dengan rol kalender. Kemudian di pak dengan berat 25 kg.
Hal ini tentu saja terasa lebih bernilai ekonomis serta dapat mengurangi dampak
terhadap lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar